Generasi Muda Bukan Hanya Pemilih, Tetapi Penjaga Dan Penggerak Demokrasi
|
|
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang paling banyak dianut oleh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Demokrasi memberikan kesempatan kepada rakyat untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan memilih pemimpin yang akan memimpin Negara atau daerah. Namun, demokrasi tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya partisipasi aktif dari masyarakat, terutama generasi muda.
Di Dompu, Nusa Tenggara Barat, generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga demokrasi. Mereka adalah penerus bangsa dan akan menjadi pemimpin di masa depan. Oleh karena itu, pendidikan pemilih dan pendidikan politik menjadi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi mereka dalam proses demokrasi.
Demokrasi di tingkat daerah membutuhkan partisipasi aktif warga, tidak hanya pada hari pemilihan. Di Kabupaten Dompu (Provinsi Nusa Tenggara Barat) tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 tercatat sebesar 86,33 % dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 190.546 pemilih dan angka ini melampaui target nasional sebesar 85 %. Meski demikian, KPU Dompu mengidentifikasi masih terdapat potensi apatisme terutama di kalangan generasi muda dan pemilih pemula.(http://kab-dompu.kpu.go.id/blog/read/8019_meruntuhkan-apatisme-kunci-meningkatkan-partisipasi-pemilih-di-pilkada-dompu?utm_source=chatgpt.com)
Maka dari itu, pendidikan politik untuk generasi muda menjadi kunci utama dalam menjaga keberlanjutan demokrasi lokal, agar suara mereka bukan hanya digunakan tapi juga dipahami maknanya.
Pentingnya Pendidikan Politik untuk Generasi Muda
Pendidikan politik adalah proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang politik dan pemerintahan. Pendidikan politik membantu masyarakat memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, serta meningkatkan partisipasi mereka dalam proses demokrasi.
Merawat demokrasi bukan hanya tugas saat pemilu berlangsung, tetapi harus dimulai jauh sebelum itu, yakni dengan membangun kesadaran politik sejak usia dini. Melalui kegiatan sosialisasi pendidikan pemilih di lingkungan sekolah, KPU Kabupaten Dompu hadir di tengah-tengah generasi muda sebagai bagian dari upaya menanamkan nilai-nilai demokrasi yang sehat, jujur, dan partisipatif.
Generasi muda merupakan pemilih masa depan sekaligus penerus pemimpin lokal. Pendidikan politik sejak usia sekolah menengah dapat menanamkan nilai partisipasi, tanggung jawab, dan kehormatan terhadap demokrasi. Di Dompu, program sosialisasi oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Dompu sudah mulai digalakkan melalui sekolah‐sekolah. Dengan pendidikan politik yang baik, generasi muda dapat menjadi agen literasi warga, menekan angka golput, dan memperkuat proses demokrasi agar tidak hanya formalitas.
Data Partisipasi dan Tantangan Generasi Muda di Dompu
Demokrasi bukan sekadar memilih, tapi tentang memahami hak, tanggung jawab, serta pentingnya suara setiap individu. Harapan besar tertanam dalam diri para pelajar hari ini, bahwa mereka adalah pemilih cerdas masa depan, sekaligus agen perubahan yang akan menjaga keberlangsungan sistem demokrasi di Dompu dan Indonesia pada umumnya.
Data menunjukkan partisipasi tinggi secara umum, namun ada tantangan tersendiri untuk generasi muda. Contoh : Data KPU Kabupaten Dompu pada pemilihan umum 2019 partisipasi pemilih di Dompu mencapai 70,12% dan pada Pilkada 2024 Kabupaten Dompu berhasil mencapai partisipasi 86,33 %, data dari Bappeda Dompu pada tahun 2020 jumlah generasi muda Kabupaten Dompu yang berusia 15-24 tahun mencapai 30,12% dari total penduduk Dompu, dan data dari Dinas Pendidikan Dompu pada tahun 2020 jumlah sekolah yang memiliki program pendidikan politik mencapai 60% dari total sekolah di Kabupaten Dompu. Namun, meskipun angka ini cenderung mengalami peningkatan, masih terdapat faktor apatisme seperti pengalaman pemilu sebelumnya kurang memuaskan, hambatan akses informasi, atau kurangnya literasi politik. (http://kab-dompu.kpu.go.id/blog/read/8019_meruntuhkan-apatisme-kunci-meningkatkan-partisipasi-pemilih-di-pilkada-dompu?utm_source=chatgpt.com)
Untuk generasi muda, tantangan ini semakin nyata karena mereka menghadapi dinamika digital, pengaruh media sosial, dan seleksi informasi yang belum matang. Dalam konteks keDompuan, KPU telah menyebutkan pentingnya program ‘Teman Pemilih’ sebagai upaya menjangkau pemilih muda.
Peran Aktif Generasi Muda dalam Menjaga Demokrasi
Generasi muda adalah pilar utama dalam keberlangsungan demokrasi. Di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi informasi, peran mereka semakin strategis dan vital. Di Kabupaten Dompu, kehadiran pemuda dalam berbagai kegiatan sosialisasi politik, pemilu, hingga forum diskusi publik menjadi bagian penting dalam menjaga semangat demokrasi tetap hidup.
Berikut beberapa bentuk peran aktif generasi muda dalam menjaga demokrasi:
- Menjadi Pemilih Cerdas dan Partisipatif. Generasi muda memiliki tanggung jawab moral untuk tidak golput. Mereka diharapkan aktif menggunakan hak pilihnya secara bijak, berdasarkan visi, misi dan rekam jejak kandidat.
- Penyebar Literasi Politik. Dengan keterampilan digital dan akses informasi yang luas, pemuda dapat menjadi agen literasi politik di tengah masyarakat, terutama untuk menanggulangi hoaks, ujaran kebencian, dan politik uang.
- Penggerak Komunitas Demokratis. Melalui organisasi, OSIS, karang taruna, dan komunitas lokal, pemuda dapat menginisiasi ruang diskusi, pelatihan demokrasi, hingga simulasi pemilu untuk menciptakan pemahaman politik yang sehat sejak dini.
- Kontrol Sosial dan Pengawasan. Pemuda dapat berperan aktif mengawasi jalannya proses pemilu agar berjalan jujur, adil, dan transparan, baik melalui relawan demokrasi, pengawas partisipatif, maupun kampanye anti-politik transaksional.
Dengan membangun kesadaran politik dan memperkuat kapasitas pemuda, demokrasi lokal seperti di Dompu akan tumbuh kuat dari akar rumput. Demokrasi yang hidup bukan hanya ditentukan oleh proses pemilu yang lancar, tapi oleh generasi muda yang sadar akan perannya sebagai penjaga nilai-nilai kebangsaan dan keadilan sosial.
Di Dompu, KPU Kabupaten Dompu telah menjaga keterlibatan siswa dalam debat OSIS sebagai miniatur demokrasi. Hal ini memperlihatkan bahwa generasi muda telah dilibatkan dalam proses demokrasi sejak usia sekolah, yang secara teori akan meningkatkan pemahaman mereka terhadap hak dan tanggung jawab politik.
Oleh : Maman Apriansyah (Kadiv Hukum & Pengawasan)